biasanya kalau nonton film-film atau sinetron hongkong seringnya sebut 白衣天使 untuk merefer Suster atau perawat di rumah sakit. but untuk catatan riwayatku tidak berlaku demikian. setiap hari saya berkunjung ke awal bros hanya buat nyari perawat dengan seragam hijau what kind of green they wear?? kurang lebih seperti warna ini
but lu lu pade jangan karena penasaran malah jadinya ngunjungi awal bros yah :p.
oh yah nama suster poliklinik antaran lain:
maya, suster yang paling sering dinas malam, dia adalah orang padang yang kerja di awal bros kurang lebih satu taon dan tinggal dekat kost belakang awal bros sana. and masih belum bekeluarga. kalian merasa heran saya sampai tau gt banyak? hahaha cuman suster yang 1 ini gw tau segitu banyak. and suster inilah yang sebelumnya saya sempat brantem mulut ama dia. malah berikutnya dia yang sering dinas malam dan menggantikan perban saya.
yustik, kurang lebih mukanya mirip maya awalnya saya susah untuk bedain mereka berdua. but lama-lama sadar juga yang mana satu maya yang mana yustik. yustik lebih hitam. yustik juga lebih ramah and banyak memberi tau kondisi luka saya.
Minar, suster yang sangat cool. but gak judes cuman gak banyak ngomong sama pasiennya giliran sama koleganya dia juga sering bercanda dan ngusik temannya.
yani: yang satu ini jarang dinas malam, kalaupun juga giliran dia dinas malam seringnya bareng maya. so kebanyakan suster maya yang menggantikan perban saya. yani orangnya... emmm how to describe yah.... say tidak begitu suka dengan dia. cara gantinya juga lebih kasar.
so antara mereka berempat saya lebih suka yustik and minar, dua suster itu lebih mantap gantikan perban. but giliran yustik plasternya selalu segedek bagong. and pada control berikutnya saya yang menderita ketika mesti cabut plaster yang ukurannya kurang lebih seperti telapak tangan saya. AAAA...UUUU...ouchhh aaaa duuuuiiiii... gw rasa bulu pun rontok beberapa helai (eittssss jgn running wild cukup sampai sana saja)
and dari ke-empat itu u mau tau tangan siapa paling hangat? tangan maya and minar. untuk menggantikan perban saya seringnya mereka menopang sebelah tangan di paha saya. dan tangan yani yang rada dingin.
dan yani pula yang gak pernah mendapat bawaan gw. setelah sebelumnya membawakan mereka jeruk. tak lama sebelumnya saya membawakan lagi mereka holland bakery. masing2 suster mendapat 1 kotak brownies cokelat.
and pada control hari ini kata suster minar. luka saya tinggal dikit lagi akan sembuh. saya gak tau dikitnya seberapa dikit. saya gak pernah liat lukaku sendiri. and katanya tinggal beberapa kali control lagi. 1minggu 2minggu? hmmm waiting
saya jadi ingat kepada ervin, dia pernah mengatakan bahwa dia pernah terpikir untuk menjadi dokter UGD. waktu itu saya sempat ngejek dia :D ugd sebenarnya adalah tempat yang penuh duka. mungkin kalau seperti di elisabeth, lagi demam2 mendadak dan dokter umum lum praktek mungkin mau gak mau mesti dilarikan ke UGD. sehingga saya gak pernah merasa di ugd itu adalah tempat yang fatal atau rawan.
berhubungan sayanya sering ke poliklinik awal bros dan sangat berdekatan dengan UGD. saya baru tau kalau UGD itu tempat yg lebih rawan dan tidak ada toleran untuk terjadinya kefatalan. para suster mesti siap sedia. dokter UGD pun mesti ada 2. seringnya saya liat korban kecelakaan keluar masuk disana. saya juga pernah jumpa seorang kakek yang memakai alat bantu oksigen dan kelihatannya lemah banget (alat bantu serasa cuman bisa jumpa di film2 gt aja)
dan tak jarang tangisan keluarga pasien merupakan salah satu instrumen dalam UGD. siapa ingin di tinggalkan oleh keluarganya. hanya tangisan yang dapat menjadi instrumen perpisahan selamanya
saya jadi ingat kepada ervin, dia pernah mengatakan bahwa dia pernah terpikir untuk menjadi dokter UGD. waktu itu saya sempat ngejek dia :D ugd sebenarnya adalah tempat yang penuh duka. mungkin kalau seperti di elisabeth, lagi demam2 mendadak dan dokter umum lum praktek mungkin mau gak mau mesti dilarikan ke UGD. sehingga saya gak pernah merasa di ugd itu adalah tempat yang fatal atau rawan.
berhubungan sayanya sering ke poliklinik awal bros dan sangat berdekatan dengan UGD. saya baru tau kalau UGD itu tempat yg lebih rawan dan tidak ada toleran untuk terjadinya kefatalan. para suster mesti siap sedia. dokter UGD pun mesti ada 2. seringnya saya liat korban kecelakaan keluar masuk disana. saya juga pernah jumpa seorang kakek yang memakai alat bantu oksigen dan kelihatannya lemah banget (alat bantu serasa cuman bisa jumpa di film2 gt aja)
dan tak jarang tangisan keluarga pasien merupakan salah satu instrumen dalam UGD. siapa ingin di tinggalkan oleh keluarganya. hanya tangisan yang dapat menjadi instrumen perpisahan selamanya
0 comments:
Post a Comment