Malam minggu tanpa teman dan keluarga. dan tentunya diriku hanya bisa sendirian mengelilingi mall. Malam ini diriku hanya nongkrong di gramedia. Tempat asyik dengan segudang buku. Alangkah baiknya jika gramedia menyediakan corner untuk baca buku atau dengan system meminjam dan membaca di tempat. Kedengaran lumayan asyik.
Saya tertarik dengan segudang buku. Dan itu Lumayan membahayakan kantongku.. bila mau baca di tempat cukup memegalkan kaki.. tidak terasa saya menghabiskan 2 jam untuk ngebaca buku yang haneh-haneh. Untuk buku yang berurusan dengan management persediaan sedikit banget, bahkan out of stock. Ketemu dengan buku bersampul warna hitam dengan perpaduan garis setebal kurang lebih 5cm berwarna bronze ternyata buku karangan kotler edisi ke 13 dengan harga 180rban, hmm bukan edisi yang cocok dengan penyusunan skripsiku.
Akhirnya saya membeli 2 buku yang berhubungan dengan pengembangan project pribadiku semoga saja bukunya tidak terlantar olehku, dan sebuah note book menhabiskan diriku 100anrb. Setelah dari gramed saya mampir ke toko CD. Dan membeli 2 film “planet 51” & “splice” untuk splice sendiri saya masih belum sempat nonton. Namun untuk planet 51 merupakan sebuah animasi komedi. Lumayan untuk mengisi waktu luangku. Saya jadi tidak konsen untuk mengentry dengan sambil nonton animasi tersebut. Lucu banget.
Btw DVD pembelian sebelumnya hanya sempat aku nonton 2 dari 5. 3-nya lagi kemana yah. Mengingat ngingat… ….
Setelah dari membeli 2 film tersebut ku berencana untuk langsung pulang, namun hujan gerimis yang sialan telah mengurung saya di mall. Well akhirnya saya dinner alone di de’waroeng. Setelah makan saya menghabiskan waktu dengan membaca salah satu buku yang tadinya beli di gramed. And my bad habit selalu membaca buku dari belakang. Hingga nanti akhirnya mesti baca dari depan saya tidak mengerti diriku mengapa harus baca dari belakang terdahulu, toh nantinya mesti baca dari depan juga. Yeah suka saja cara baca seperti itu :p
Dan di tengah baca seberang meja datang 1 orang cew, 1 orang cow, dan yang ketiga perpaduan dari jiwa cew namun berbadan raga cow (alias bencong, istilah itu kedengaran terlalu kejam. And kedua kalinya secara berturut berjumpaan yang namanya bencong di de’waroeng) hmm mata saya susah untuk melepaskan pandangan terhadap dia, hmm kesannya tidak norak and looks good.
Menjadi yang beda dari pada yang lain tidaklah gampang. Harus menerima pandangan aneh dari orang lain. Menerima kritikan serta bla bla bla dari orang yang gak penting. Seperti halnya saya seorang tomboy yang gak sedikit mendapat bla bla dari orang sekitar.
PM pernah mengkhawatirkan saya tidak mendapat pacar karena sifat saya yang tomboy dan tidak suka make-up. Well tiba-tiba kok saya terpikir sepertinya saya gak pernah masalah tomboy saya kepada kedua ex saya. But saya tau bagaimana menjadi seorang kadal yang selalu brubah dan menyesuaikan kondisi. Adakalanya saya tampil feminim :p
Setelah menghabiskan satu buku itu saya cabut dari de’waroeng dan mampir ke swalayan bentar, membeli roti bantal dan cheddar. Yuu ketemu lagi sama orang vihara maitreya Miss. Rusmaini. Namun tidak terjadi komunikasi antar kami berdua. Dianya terlalu serius mengreview produk shampoo yang akan di belinya sedangkan saya tinggal beli barang yang dincar dan ingin segera pulang dan nonton DVD yang baru di beli. Syukur saja hujan telah berhenti
0 comments:
Post a Comment