'2,*@* :-5_@ -,- 42"*"_ @2,_: 52,/*, .*4*"*: )*,/ (-*5* _;_,/,)*
*'_ !2,9- !2,9- !2,9- !2,9- 4*.* 5-* 42"*"_ .2,/+.2" ,/+.2" 5*, ,/.2" _////::::
_5*: !*,(_ ,/_3_4-, /*' @23,*: ,/23(--, '+,5-4- '-(* "*/- (*_,)* 9_.*, ,/+.2" *;*
Gw diam bukan berarti gw setuju dengan semua yang kau katakan, saya hanya gak mau cari masalah karena emosi sesaat.
Aku tenggelam didalam kebisuanku, aku tidak ingin mengeluarkan sepatah katapun. Kubiarkan mereka menghakim yang bukan-bukan.
Tidak ada gunanya berdebat untuk membuktikan pembenaran diri, saya tidak butuh sampah itu. Telinga dah muak dengar maki2an tinggal sumbat headset saja. Hidup itu pilihan. Mereka berhak untuk maki, saya berhak untuk mengfilternya. Yang capek juga dia sendiri. Peduli amat. Ahmat aja gak peduli.
Mencari arti hidup didalam semak-semak masalah. Dibalik semak-semak masalah apa yang bisa kutemukan???
Menjadi penderita masalah atau berbalik tinju menjadi penyelesai masalah? Masalah materi bukanlah masalah bagiku, hubungan antara 1 sama yang lain yang menjadi masalah tersulit u/diselesaikan.
hidup = masalah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment