RSS

Asal Usul Vegetarian Dalam Agama Buddha

Apakah Sang Buddha Mengizinkan Makan Daging? (Versi Mahayana)
Jawabannya adalah Tidak jika kita menelusuri sabda Sang Buddha di sutra-sutra Mahayana seperti Lankavatara, Surangama, Mahaparinirvana dan Brahmajala. Semua dengan jelas dan tegas mengutuk praktek makan daging. Kita lihat teks dari bab Sutra Lankavatara yang khusus membahas kejahatan makan daging:

Karena dorongan cinta kasih sejati, seorang Bodhisatva akan menjauhi makanan daging yang dilahirkan dari cairan mani dan darah. Seorang Bodhisatva mendisiplinkan dirinya membabarkan welas asih tidak akan menimbulkan ketakutan bagi makhluk lain.

Namun dalam aliran Theravada membenarkan jika dalam kondisi sebagai berikut:
jika binatang itu tidak dibunuh oleh dirinya,
jika dia tidak memerintahkan orang lain membunuh untuknya,
jika binatang itu tidak dibunuh khusus untuk dirinya...


Bukan itu saja tetapi di masa mendatang akan banyak orang... dipengaruhi cita rasa daging akan bersama-sama dengan berbagai cara dan argumen yang canggih mempertahankan praktek makan daging.

Tetapi... makan daging dalam bentuk apapun, alasan bagaimanapun, dan dimanapun adalah dilarang dan tak dibenarkan...Praktek makan daging tidak saya izinkan kepada siapapun, tidak saya izinkan, tidak akan pernah saya izinkan... (Sutra Lanvakatara)

Sutra Surangama:
Tujuan mempraktekkan Dhyana dan upaya mencapai Samadhi adalah membebaskan diri dari penderitaan. Tetapi dalam perjuangan melepaskan diri dari penderitaan kita sendiri, bagaimana kita telah menjadi penyebab penderitaan bagi makhluk lain? Jika engkau tidak mengontrol pikiranmu hingga pikiran tentang hal-hal tak baik dan pembunuhan menjadi menjijikkan, maka engkau tak akan pernah terbebas dari belenggu dunia... Setelah aku mencapai Parinirvana maka dalam kalpa terakhir berbagai setan iblis akan bermunculan menipu orang dan mengajarkan bahwa mereka boleh makan daging dan masih dapat mencapai pencerahan... Bagaimana o seorang bikhu yang mendamba menyelamatkan makhluk yang tak terbatas jumlahnya menjadikan dirinya pemakan daging makhluk hidup lainnnya?

Sutra Mahaparinirvana (versi Mahayana): "Memakan daging memadamkan bibit maha welas kasih."

Bagaimana ajaran Mahayana begitu langsung bertentangan dengan Theravada dalam hal makan daging? Beberapa komentator berpendapat bahwa perbedaan ini mencerminkan perubahan sikap moral masyarakat yang terjadi pada masa penyusunan kedua set kitab suci tersebut. Tetapi pernyataan ini mengabaikan dua keberatan.
Pertama, berbagai tradisi spiritual dan kitab suci di India sebelum masa Sang Buddha sudah mengutuk praktek makan daging. Karena daging dianggap tidak mendukung pembinaan spiritual. Kedua, Conze dan sarjana buddhis lainnya menunjukkan sutra-sutra Sanskerta berusia lebih muda dibandingkan sutra berbahasa Pali (Theravada). Sehingga beralasan untuk menduga jika para sesepuh Mahayana menganggap sutra-sutra Theravada sudah benar merefleksikan pandangan Sang Buddha dalam hal makan daging maka mereka akan berdiam diri. Tetapi kenyataannya mereka berbicara dengan gigih sehingga dengan sendirinya menunjukkan betapa terganggunya mereka dengan apa yang jelas-jelas mereka rasakan sebagai penyelewengan terhadap ajaran Sang Buddha dan korupsi spirit dan maksud sila pertama.

Pada topik ahimsa (tidak merugikan makhluk lain), Encyclopedia of Buddhism menunjukkan:

Di Cina dan Jepang, praktek makan daging dipandang sebagai kejahatan dan dilarang.....
Praktek makan daging kemudian berhenti secara bertahap (sekitar 517) dan cenderung membudaya. Akhirnya menjadi kebiasaan untuk tidak menggunakan segala jenis daging untuk masakan di biara.

Sampai abad ke-19 ketika Buddhisme masih berperan penting dalam kehidupan orang Jepang, praktek makan daging adalah tabu. Jepang pada dasarnya adalah negeri vegetarian. Jika seorang bikhu buddhis apalagi roshi ketahuan memakan ikan saja maka dia akan diejek namaguzubozu!, yang artinya "engkau bikhu tak suci berbau ikan mentah!"

Catatan guru Zen Dogen yang ditulis ketika dia berada di Cina pada abad ke-13 mengandung sejumlah bukti tentang larangan keras makan daging di Cina. Dogen bertanya kepada gurunya Juching, "Sikap mental dan aktivitas sehari-hari apakah yang harus dimiliki dan dipraktekkan ketika mendalami meditasi? Juching menjawab salah satu yang harus dihindari terutama jika dia sebagai pemula adalah daging.

Sampai pada masa modren, Holmes Welch, ahli Buddhisme Cina menunjukkan:

Bikhu Cina yang tak makan daging dapat melakukan ritual kematian dengan lebih efektif. Jika umat awam mengetahui ada biara yang bikhunya makan daging maka kemungkinan kecil mereka akan menyokong biara tersebut..... Ini menjadi sebab banyak pengunjung asing yang ditolak bermalam di biara karena takut mereka akan menyelundupkan daging dan memakannya di biara.

Alexandre David-Neel berdasarkan pengalamannya selama bertahun-tahun di Tibet menceritakan bahwa meskipun umumnya orang-orang Tibet sangat menyukai daging tetapi banyak Lama yang sama sekali tidak mengkonsumsi daging. Mereka yang makan daging ataupun tidak, sebagai pengikut doktrin Tantrayana percaya bahwa makan daging adalah perbuatan iblis. Perbuatan yang akan mendatangkan ganjaran atas dosa.
Tidak saja pembalasan tetap makan daging juga akan "menciptakan atmosfer psikis yang merusak di tempat di mana daging sering dimakan." David-Neel juga mengatakan bahwa di Pegunungan Sagain, Myanmar seluruh komunitas bikhu (Anggota Sangha) bervegetarian dengan ketat. Kenyataan ini menunjukkan tidak semua bikhu dan umat awam di negara-negara Theravada mengikuti versi Pali tentang apa yang katanya disabdakan Sang Buddha tentang praktek makan daging. Dia juga menunjukkan bahwa banyak umat saleh yang tak makan daging di Tibet. Tibet bagi David-Neel adalah negeri yang telah dikenalnya sebelum invasi dan pencaplokan oleh RRC. Di Tibet tambahnya, adalah hal umum jika orang menghindari makan daging pada hari-hari tertentu yaitu awal bulan, akhir bulan, dan pertengahan bulan.

Dikutip dari To Cherish All Life Karya Roshi Philip Kapleau




Kemudian Praktek-praktek makan daging juga membawa beberapa pertanyaan, berikut saya kutip percakapan yang terjadi dalam forum

Pandangan Lainnya
Menurut pandangan saya sih dalam Agama Buddha tidak ada pantangan makan daging, bisa kita lihat pada aliran Theravada untuk sekarang ini dan pada jaman Sakyamuni Buddha dulu, para Bhiksu berpindapata meminta dana makanan dari rumah ke rumah, dan mereka harus menerima dana apa pun yang diberikan, bila diberikan daging sapi pun harus diterima, tidak mungkin para Bhiksu meminta daging ayam saja / makanan vegetarian saja, dan menolak daging sapi itu, para Bhiksu itu harus menerima sana makanan apa pun yang diberikan. Bila kita tidak makan daging bahkan bervegetarian sekalipun, tetapi kita tetap berbuat jahat, itu percuma saja. Menurut saya yang terpenting itu kita selalau baik dalam segala hal dan sesuai dengan Dharma baik secara Ucapan Pikiran, maupun Perbuatan dan menurut saya bila kita pantang, misalnya tidak makan daging (vegetarian) itu tujuannya untuk mengendalikan emosi kita.

Namun Ada Beberapa Bikkhu Di Negara tertentu yang tidak bervegetarian, dan terjadi pertanyaan di forum:
Q
kalo emang sang budha tdk melarang vegetarian.... koq SETAU GW bikhu2 n bante2 pd vegetarian ya??? knp mrk vegetarian???? ada gak bikhu ato bante yg gak vegetarian.... soale SETAU GW LG NIH... kalo ntn di film2, bikhu2 ato bante2 gt kan ada larangannya gak blh mkn daging bahkan minum arak pun gak blh.... btw... film yg gw tonton film komersil yahh.. bkn film keagamaan... nti gw dimintain referensi pula... abcd gw....
kenapa mereka vegetarian, itu karena mereka menjalankan sila pertama secara penuh. demi meringankan penderitaan mahluk lain maka para bikhu mengambil vinaya seperti itu. untuk menjalankan niat bodhicitta..


A
kalau ada yang makan daging, ya ada. bikkhu dalai lama, di tibet makan daging.. karena disana tidak ada sayuran, daerah kering..dan tujuan mereka makan untuk bertahan hidup...tanpa membedakan rasa atau apapun...
seperti peralihan pada buddha chi kung bukan, ia makan daging dan minum arak ..
itu menunjukan kalau kemurnian seseorang tidaklah dapat diukur dari apa yang masuk ke dalam tubuhnya...
mengenai chi kung ada atau tidak, saya sendiri tidak tau.tapi dari situ lagi lagi saya mengambil kesimpulan begitu.
kemurnian seseorang tidak dapat diukur dari apa yang dimakan atau masuk ke dalam tubuh ini...

Pandangan Maitreyan
apakah saudara tau hewan yang di ptong itu karena apa???????????semua binatang yang disembelih karena permintaan manusia maka itu berarti orang yg mengkonsumsi jg terlibat di dalamnya karena kalau semua orang tidak membeli daging apa mungkin tempat penjagalan hewan&penjualan daging hewan akan sebanyak ini..................,apabila kita melihat dan mendengarkan suara tangisan hewan yang disembelih maka hati nurani akan merasa sedih dan kasihan,jika anda tidak merasakan juga maka datang ketempat jagal binatang di tengah malam dan dengarkan suara rintihan binatang yang disembelih..................,mari ubah pola makanan anda dengan belajar Vegetarian karena sesungguhnya dgn belajar bervegetarian maka anda sedang mengembangkan sifat Cinta Kasih Buddha


Jawaban Penganut Budhis:
masalahnya ga mungkin juga semua org mau vegetarian..
karena ga mungkinnya semua manusia berpikir buddhis..
seumpama ada 1 jt hewan disiapkan di pejagalan.. dan 1 jt manusia di bumi
permintaan adalah 800rb, tentu hewan yang mati sekitar 800rb atau mungkin lebih / kurang,,

dengan jd 200rb vegetarian, sisa 200rban hewan tersebut juga ga mungkin dilepaskan kan,, hanya menunda waktu kematian atau malah mungkin tetep mati juga karena masih ada 800rb org yang ga vege memesan porsi lebih karena pastinya harga daging jadi lebih murah kalo banyak org milih vege (untuk meningkatkan penjualan dr sisi pedagang krn kl mahal ga ada yang beli)...

memang sih kematian hewan berkurang kl kita liat dengan pandangan seperti itu.. tp ga menjamin banyak hewan yang terselamatkan, karena nafsu manusia adalah makan daging,, bisa juga hewan dibunuh untuk konsumsi sendiri.. atau malah mungkin dikembangkan ke industri lain seperti pembuatan pakaian dr kulit , ataupun memproduksi barang2 lain sesuai kreatifitas manusia

intinya sih, mo vege atau tidak itu pilihan, selama kita melakukan 3 inti ajaran buddha , saya yakin kita akan mendapat manfaat.. karena tidak ada seseorang yang dapat mensucikan org lain,, seperti halnya tidak ada makanan yang dapat mensucikan seseorang, bagaimanapun kemoralan kita juga yang menentukan


Apakah Benar dengan menjadi seorang vegetarian dapat mengurangi kematian hewan yang akan disembilih seperti pernyataan maitreyan pada umummnya? Apakah kita ikut berperan dalam pembunuhan hewan tersebut karena kita memakan dagingnya?
Dari pandangan seorang budhist apa yang terjadi mempunyai sebab akibat tersendiri, yaitu karma

Karma antara hewan yang di bunuh dengan penjual yang membunuh. Contoh Lisa mempunyai niat dan kemudian membunuh ayam. Terjadilah karma pembunuhan. Setelah masanya datang karma telah membuah. Lisa akan menerima buah karma dari membunuh tersebut. Lisa reinkarnasi menjadi ayam, dan ayam tadi reinkarnasi menjadi manusia, nah lisa akan dibunuh oleh ayam yang telah menjadi manusia tersebut. Siklus ini akan berulang-ulang. Bila dua-duanya tidak mengerti dharma dan hukum karma. Bila saya mengerti akan karma, saya akan memutuskan rantai karma tersebut. Saya tidak akan membunuhnya lagi.

Apakah kita ikut berperan dalam pembunuhan hewan tersebut karena kita memakan dagingnya?
Iya jika kejadiaanya seperti yang di bawah ini:
Lisa: ya uda, besok gue mau makan ayam goreng 2 ekor deh, tolong potongin ayammnya buat gue donk ?

gue ga mau secara langsung. gpp kan bantuin gue? gue ga mau jadi kejem potongin ayem. jadi gue suruh orang laen aja?? ( yg penting gua bisa makan)

Wah ini namanya pemikiran yang salah. Tindakan ini jelas berdasarkan permintaan dan ditujukan untuk dirinya sendiri secara langsung, disana ada NIAT untuk mematikan seekor/2 ekor ayam untuk dimakan melalui tangan kedua. Maka ini termasuk memiliki keterkaitan dalam membunuh.

Berbeda dengan membeli daging ayam di pasar, sekali lagi beli daging. Tukang daging ayam tidak menyediakan khusus untuk kita (coba tanya tukang daging ayam dipasar pasti dijawab bahwa ia jualan bukan hanya untuk kita, bahkan tidak tahu kita akan datang), dan selama kita tidak memintanya untuk membunuh untuk kita dan kita tidak ada pemikiran / NIAT untuk membunuh untuk memenuhi kebutuhan kita, we free.

Dan karma yang menimpa kita adalah dari apa yang kita pikirkan, bukan apa yang orang lain pikirkan, dan tidak ada hubungan dengan hukum supply & demand.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: