RSS

SMS yang telat


Ketika diriku hendak berangkat ke s’pore, paginya sekitar jam 5.an saya send sebuah sms friendship kepada Ervin. Kebetulan mendapat sms itu dari teman juga, so dari pada gak ada kerjaan di pagi buta than saya forward ke beberapa teman termasuk dirinya.


Karena takut dianya kebangun di pagi buta, so saya memilih untuk send hp alternatifnya. Saya gak menyangka dia akan merespon terhadap sms itu. Dan ku rasa jika tidak sms balik mungkin gak apa- apa juga.

But apa yang kurasa tidak demikian. Tidak nyangka dia sms message yang sama ke hp alternative gw juga. Dalam hati pikir “mati lar, gak balas nanti dikiranya gw-nya napa pula”


Rencana mungkin otw pas pulang baru message saja. But keburu dianya nelpon. Itu pun saya gak sadar kapan dianya nelpon. Pas sadar layar HP sudah muncul one miss call. Waduh kelihatannya parah nih akibatnya.

I keep staring to my phone for waiting the local signal.


Waaahh akhirnya udah masuk jaringan local… segeralah diriku sms dirinya. At least kurasa dia dapat merasa lega setelah mendapat kabar dariku.


Merasa segan dan sorry banget ketika tidak dapat segera balas messagenya. Apalagi mesti di hold sampai malam baru bisa balas.


Saya tidak dapat membayangkan tuh anak benaknya udah keliaran seperti apa, maksud saya … apa saja yang di pikirkan selama sms belum dibalas dan diriku masih saja belum mengabari kabar.


Mungkin saat itu hanya sebuah sms yang telat.. bagaimana jika sms itu akhirnya tidak terbalas lagi??? Bukankah kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi pada setiap menit berikutnya?


Ada kalanya beberapa kata atau pernyataan maupun pertanyaan yang telat di ajukan mungkin akan mengakibatkan penyesalaan seumur hidup. Kenapa saat dia masih berada disisiku, aku tidak berani untuk memberi tau kepadanya, kenapa aku tidak menanyakan dirinya, kenapa aku tidak minta maaf pada dirinya.

Mungkin kita pikir kita hanya butuh sebuah timing yang tepat untuk melakukan hal tersebut. Namun Bagaimana jika untuk menit kedepan kita pun gak dapat dengan pasti mengetahui apa yang akan terjadi. Masih maukah kamu menunggu? Kuharap tidak…


Mungkin ada kalanya bukan kita yang salah, but apa salahnya jika kita mengatakan “aku gak menyalahkan kamu” 70% dari sebuah pertengkaran hasilnya adalah menyesal. Menyesal kenapa demikian, but bisa jadi karena gengsi menunggu siapa yang mau mengalah duluan… akhirnya salah paham antara berdua makin mendalam. Well saya adalah tipe yang demikian. Selalu menyesal setelah sebuah pertengkaran. Namun saya ogah untuk minta maaf.


But jika mereka negur duluan, saya akan melupakan semua hal yang terjadi saat pertengkaran. Jika tidak, saya tidak akan menegur kembali. Saya selalu merasa saya dapat survive tanpa mereka. Mereka yang tidak dapat memperlakukan saya secara baik. Saya bukan tipe yang selalu mencari perhatian orang. But setidaknya mereka mesti mengerti bagaimana memperlakukan saya layaknya sebagai seorang teman.


So adakah kata-kata yang belum sempat aku nyatakan kah?? Kurasa banyak hingga saya lupa yang mana saja. Dikarenakan kebanyakan waktu saya hanya put in heart.. saya merasa gak ada perlunya untuk dinyatakan. But ketika belakangan ini makin merasa hidup ini begitu tidak pasti akan menit-menit berikutnya. Saya jadi takut akan sifat gw yang seperti itu.


Gw takut ketika nafas terakhir-ku. Aku baru ke-ingat….oooo something I haven’t do, or something I haven’t chance to let them know…


Saya tidak berharap demikian…. Tidak…


Dan saya merasa lega.. akhirnya saya dapat menguak atau membongkar segudang perasaan bersalah selama menjalin pertemanan dengan Ervin…. Perasaan bersalah yang selalu dapat membuat diriku tear out kek kena Bombay gt (why? Never know why…) :D… diriku sangat bersyukur dirinya dapat menganalisa dengan teliti atas setiap kejadian yang terjadi. Dan menanggapnya secara positif. Merasa diriku tidak akan pernah cukup baik untuk dirinya.. saya senang dengan kepribadiannya.. saya salut dengan analisanya begitu juga dengan mata x-ray nya… jangan pernah berani berbohong terhadap dirinya… yao bu ran “Ni SE ding le” u will dead >:)


mengatakan semua itu karena merasa sebuah persahabatan tidak seharusnya menipu seperti demikian. disisi lain saya tidak ingin dia membantu saya atau menolong saya hanya karena merasa mengutang sesuatu akibat dia merasa sebelumnya saya telah menolong dia. karena di balik pertolongan yang gw lakukan ada motif ingin mendekati dan mengetahui. merasa bersalah atas bantuan dia, merasa jika dia membantu saya hanya karena dia merasa mengutang pada saya.


dan dari hari ke hari perasaan bersalah itu semakin besar, syukur saja yang telah sempat mengatakannya... dan risk yang paling gedek gw pertaruhkan mungkin tidak mendapat pengertian dari dia dan akan kehilangan seorang teman baik. syukur kepada karma baik yang diperoleh ... setelah mengatakan ... kondisi baik-baik saja walaupun sempat di ngerjain oleh dirinya... apa boleh buat.... :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments: