Apa yang menjadi tolak ukur dari sebuah nilai kehidupan? Emmm menurut saya ketika kita dapat membantu orang sekeliling kita di situlah kehidupan kita bernilai.
Hidup ini tidak akan bernilai bila kita egois dan memperhitungkan segalanya terhadap siapapun. Semakin egois dan perhitungan yang ada hanyalah pengurangan saldo kebahagiaan.
Ikhlaskan dari hati ketika membantu orang disekelilingmu tanpa mengharapkan imbalan, dengan begitu kamu akan lebih bahagia, bila membantu seseorang kemudian mengharapkan ada sebuah balasan, baik berupa pujian,atau secara materi. Maka kamu tidak akan bahagia ketika yang kamu harapkan tidak terjadi.
Namun bila kamu tidak mengharapkan imbalan dalam bentuk apapun dan membantu secara ikhlas, kamu akan merasakan kebahagian dari orang yang telah dibantu oleh kamu. Karena senyuman merekalah balasan tergedek dari bantuan yang kamu berikan untuk mereka.
And membantu seseorang mesti pandai baca situasi juga seh, jangan sampai kamunya keramahan and ternyata orang yang ingin kamu batuin itu merasa terganggu atas kehadiranmu, karena memang ada beberapa tipikal manusia ingin membantu yang lain namun kadang kala secara tidak sengaja menambahkan problem. :D
Dan saya kadang kala kurang percaya terhadap bantuan orang lain, walaupun saya bukan seorang perfeksionis. Tetapi Setidaknya apa yang saya kerjakan masih ada nilai toleran bagi mata saya sendiri, namun kalau minta bantuan orang lain yang ngerjain kayaknya gak pernah puas atas hasil akhirnya.
Begitu juga dengan tugas perkuliahan yang di kerjakan secara kelompok, saya sebagai pengumpul data and 2-nya lagi (erma & Wini) sebagai penyusun dan pengfilter dari data yang gw berikan. Walaupun diposisi yang lumayan enak gak perlu pusing ngerjain tugasnya, namun keraguan atas kinerja 2 temanku itu selalu ada di benak.
Gimana gak ragu coba, karena bahan yang gw berikan emank rada susah untuk di link-kan, kemudian rencana mereka berdua untuk ngumpul dan ngerjain bareng tugas tersebut, ternyata tidak juga. Than where am I ? saya sedang selingkuh dengan Ervin. Wagagaga
Ralat bukan selingkuh but Membantu penyelesaian mading-nya :D, and sabtu minggu di rumah Ervin mulu, lama-lama saya menghafal posisi peletakan barang di rumahnya. And keramahan mamanya gak sedikit membuat saya merasa segan. Kondisi perut saya di jaga dengan baik oleh beliau hahahah.
Auntie :
“Ervin teman kamu lapar gak”
“Ervin Teman Kamu udah lapar belum, saya belikan makanan untuk kalian (somekind like that lar)”
“Ervin teman kamu haus gak”
“Ervin kamu gak tuangin air minum untuk teman kamu yah”
Belum lagi entar mama-nya tawarin pernak pernik kek roti and permen.
Waduh saya hampir mati keseganan oleh keramahan mamanya. Padahal saya sendiri yang menawarkan diri untuk membantu Ervin jadi kurasa tidak pantas diperlakukan segitu ramah kali
Dan hari minggu ini merupakan waktu yang terpanjang dari sekian minggu berada di rumah Ervin. Awalnya cuman ngira Bantu ngejar sortir bahan untuk presentasinya. Tau-taunya Ervin gak keburu untuk menghadiri gladi mading-nya.
And pertama kali makan masakan mama Ervin, bihun goreng dengan bumbu yang sangat WAHHHHH :-D……… porsinya juga WAHHHHH :-O ……. Sungguh saya pecinta bihun pun gak pernah sekaligus makan dalam porsi gedek seperti yang di sajikan oleh mama Ervin, itu pun udah dengan terpaksa rada maen jerit untuk menyetopkan dia menyedok lebih. And togenya juga bikin saya WAHHHH….. >.< (kenapa pada umumnya masak bihun goreng mesti ada togenya yah? Haish sungguh sudah tua gitu saya masih seperti anak kecil yang gak suka makan toge. Dan saya menghabiskan toge yang ada dipiring dengan cara menelannya mentah-mentah tanpa mengigit dan mengunyah)
And mama Ervin menanyakan apa saya pandai pakai sumpit (auntie saya keliatan gak bisa pakai sumpit yah) yah jaw aja iya “pandai donk” hahaha walaupun sering berepotan pakai sumpit. Kalau ada garpu kenapa mesti berepoton pakai sumpit yah? Untung saja tidak terjadi hal-hal yang memalukan dengan si sumpit di rumah Ervin, dan pemakaian sumpit berjalan mulus hahahaha.
Beneran deh sumpah kekenyangan apa lagi setelah disodorin air 1kotak. And kapan lagi punya kesempatan setelah makan ada yang cuci-in wakakakaka. Sering2 aja kali.
Setelah selesai makan kembali ke computer. Sabtunya kami telah mengecat bola-bola kertas dengan beberapa benua (walaupun benua antartikanya ketinggalan :D geografi gak lulus) and Minggu ini kami mengurus isi artikel dari mading yang akan di tampilkan.
Entah apa saja yang kami kutak katik dan ketika sadar waktu sudah keburu sore. Sudah sekitar jam-jam 2 atau 3an gitu deh lupa-lupa ingat (banyak lupanya). Manusia emank kalau gak di kepepetin gak akan menghasilkan sesuatu dengan cepat dan mantap.
Buktinya kami gak selesai-selasai juga mengurus isi dari mading walaupun sudah mulai sore. Kami mencari beberapa gambar sebagai hiasan dari bola bumi, dan mengedit foto-foto yang udah kami dapat. Membuang bagian-bagian yang tidak perlu untuk penghematan tinta printernya.
Dan di tengah jalan mengurus tugas kuliah yang dikerjakan oleh erma, dan sms antara kami berdua terjadi sedikit error of communication hahaha. Saya salah menanggap isi dari smsnya. Dan herannya kenapa dia gak merasa saya salah nanggap, atau merespon saya salah nanggap. Saya salah nanggap atara masukan (sebagai ide atau pendapat) dengan masuk-kan (mengikutsertakan)
Untung saja saya menanyakan erma di saat perkuliahan hahhahaha jadi segan sendiri.
Kemudian setelah selesai membuang bagian-bagian yang lebih dari gambar yang didapatkan. Saya mesti meng-rotate gambar-gambar tersebut . and di tengah kutak katik gambar. Saya tidak tau apa yang dilakukan ibu Ervin yang lagi tengah duduk di samping and gak jauh dari posisi duduk saya. Sepertinya she lagi mikir cara penyampaian untuk presentasi mading-nya but serasa lagi bengong apaan gt.
Di tengah bengong ternyata dia lapar hahaha. And dia sempat menawarin saya untuk tea time. Eh tea time seharusnya milk time kali. And saya merasa aneh mesti minum susu di siang bolong gini hahahaha yah walaupun emank gak ada aturan seh susu itu di minum saat pagi hari atau malam hari.
Saya tidak menerima tawarannya dan focus pada gambar-gambar itu, setelah mengeprintnya, tugas Ervin untuk mengguntinggnya (kalau saya yang gunting kayaknya akan berisiko kegunting jadi 2 belah) dan saya melanjutkan mengwarnai 2 bola yang tersisa bagian benuanya.
Jam 10 malam santo datang menjemput saya (tumben-tumben nan dia mau diminta untuk menjemput saya) hitung-hitungan dari jam 10.20an pagi stay sampai 10 malam dah hampir 12 jam. Gak ngira bakal selama itu berada di rumah Ervin, syukur saja kerjaan rumah dah selesai dikerjakan sebelum out. Kalau gak entah sedasyat apa omelan dari PM.
And sebelum pulang lagi-lagi mama Ervin bikin gw segan saja. Masa dah di masakin segala macam. And dia perlu mengatakan makasih kepada gw?
sesampai di rumah sendiri serasa diserang virus ngantuk, mata berat banget di tengah ngantuk menunggu cucian baju, malah mesinnya rusak tengah jalan. And entah berapa lama jangka waktunya saya gak pernah menyuci dengan tangan. And malam yang ngantuk begini mesti nyuci baju dengan tangan.. ampun deh…..
and esok harinya saya mulai berpusingan dengan masalah tugas kuliah. Yang ada dimata saya adalah hasil sebuah tugas yang lumayan susah untuk dibaca hubungan sangkut paut dari isi makalah tersebut.
And merasa pasrah terhadap hasil akhir. Ervin said just let one of your eyes being open and let another one close. Gw udah pasrah lagi pengen nutup dua-duanya. Dan pada malam presentasi segalanya berjalan dengan mulus. Untung saja dosennya bukan tipe pencari masalah, kami mepresentasikan seapa adanya. Dan dosen tersebut tidak menanyakan pertanyaan yang memojokkan kami. Hafuuffff syukur semua itu telah lewat tinggal menghadapi final test esok hari.
And malam ini kembali berkunjung kerumah Ervin. Yup lagi-lagi atas kemauan sendiri. Gak afdol bagi gw membantu seseorang hanya sampai di tengah jalan. Suo wei song fuo song dau xi. Pang ren pang dao ti. Artinya Bantu seseorang mesti sampai permasalahannya tuntas.
Lagian Ervin sebenarnya bukan tipikal yang akan selalu meminta bantuan kepada orang lain. That’s why I offer my self to help her. Yah setidaknya dia lebih baik dari pada saya deh. Dia masih ngerti yang namanya “menerima tawaran bantuan” kalau gw mah nerima bantuan aja enggak apalagi meminta bantuan. Walaupun kadang sesuatu hal terbantu secara tidak langsung oleh teman atau keluarga.
Kata bhante hui li “jangan pernah mengingat apa yang pernah kamu lakukan untuk orang lain, cukup mengingat apa yang dilakukan oleh orang lain untukmu”
kalau seperti kondisi saya yang sering menolak bantuan orang mesti gimana donk. Mesti ingat bantuan-bantuan contek-kan saat kuliah kali wakkakaka
membantu dan di bantu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment