lot of things in my mind, and my brain space not enough to save it.
Saya mulai melupakan letak barang-barang yang kupakai. Ternyata bukan friendlist saja yang akan didelete oleh otak namun beberapa item list juga akan didelete olehnya. Badan ini semakin hari semakin rapuh, otak sudah semakin tidak berfungsi secara baik, kembung belum kunjung membaik, hmmm maunya badan ini gimana sih?
Lagi-lagi apa yang ku makan di m**t*hkan, walaupun saya telah menahan untuk tidak m**t*h, perasaan yang gak enak. Akhirnya saya mem**t*hkan apa yang barusan saya makan, setelah M**t*h membuatku lebih lega, namun apakah ini baik bagi kesehatanku?
Begitu banyak Penyakit tetek bengek yang terjadi pada diriku. Hate it.
Sekarang baru mengerti apa yang dimaksud dengan masuk angin, yang beberapa saat lalu dialami oleh Ervin. But dia keknya enteng aja selain nafsu makan dia yang rada terganggu. And perdana menteri tidak berhenti menyuruhku untuk maem obat cina yang katanya berkhasiat untuk mengusir kembung ini, hoohhh malas sekali mau maem obat.
Please deh kembung aneh ini cepat menghilang dariku.
Hmm stop membahas hal menjijikan itu.
Otot bicep dan sekitar bahu saya mulai terasa sakit dan pegel akibat mengangkat-ngangkat tanah untuk memperindah kuburan kakek (huhh jadi kuli, cuman dibayar secangkir es krim) hohh? Kuburan? Yup …. Tradisi cina disaat bulan “ceng beng” “ching ming”, saatnya untuk membersihkan kuburan dan sembahyang leluhur. Berangkat jam 5 dan menuju ke sei.temiang.
Banyak juga warga batam yang sembahyang leluhur pada hari ini, mungkin berhubungan hari ini libur so kebanyakan menyempatkan diri pada hari ini untuk sembahyang leluhur. Hmmm what the hell lar kami disuruh memindahkan tanah dari Pick-up dan di tumpuk diatas kuburan. >.< capek reg. udah gitu mesti lanjut trip ke dua. Huaaaaaaaaaa mau mati nih.
Perdana menteri dan presiden pergi ngangkut tanah untuk kedua kalinya, dan kami ditinggalin di sei temiang. Kami di drop disebuah pondok (hmmm tidak dapat menyebut namanya dengan benar) intinya tempat duduk untuk umum. Kami menunggu hingga satu jam, mereka tidak kunjung balik juga. Yang tadinya cuman duduk jadi nyender tiang, dari nyender tiang jadi baring di tempat itu (sudah gak mikir yang namanya image lagi :D )
Berbaring sambil memandang ke langit yang biru, langit yang sangat jernih dan biru, di tambah angin yang sepoi-sepoi plus music classic yang di putar oleh santo, beh hampir saja bisa ketiduran ini.
Menunggu and menunggu udah jam 10 mesti ngangkat-ngangkat lagi haish nasib anak kuli >.< untung saja cuaca tiba-tiba menjadi mendung. And ketika mau sembahyang cuaca menjadi terik banget. Owww gak tahan atas sengatan teriknya. Yauuu loncat-loncat mencari tempat berteduh. Di pemakaman gak ada sisi untuk berteduh. And mau gak mau berjongkok-an dibawah Pick-up.
Keringat bercucuran and tangan udah jorok-jorokan, ampun deh. Pengennya pulang and langsung mandi. Selama perjalanan pulang, ada beberapa percakapan mengenai kakek saat hidup… hmm potongan ingatan itu kini mulai kabur dari brain space saya. Saya merasa betapa sedikitnya contact antara saya dengan kakek, yang ku ingat hanya secara garis besar sperti apa kakek gw. Dia orang yang murah senyum. Selalu meng-iya-kan permintaan kami. Namun kenapa saya begitu tidak care dengan dia sehingga memory saya untuknya jadi begitu kecil dan buram????
Untuk orang yang telah meninggalkan kita kadang-kadang yang tertinggal hanya sebuah kesesalan yang belum sempat kita lakukan untuk-nya. Felt useless.
Setelah sampai rumah dan selesai mandi saya lanjut main ke rumah Ervin (kek anak kecil aja) lagi-lagi main balon. And progress Ervin lumayan cepat juga untuk ngelapisin 4 balon itu, but kenapa mama-nya mengclaim dia-nya lambat yah? Apa karena pengaruh hal-hal lain lambat, sehingga untuk kerajinan tangan ini pun telah dicap “lambat”. Jadi segan mama-nya mengatakan “kalau bukan bantuan teman lu entah kapan baru siap” (kurang lebih kek gt deh maksudnya)
Kalau mama gw yang mengatakan hal seperti itu serasa “tertodong pisau didada” ouwchhh sakit. And lucunya mamanya kelihatan gak sabaran napa 4 balon itu saja ngelapisinnya gak selesai-selesai. Sampai-sampai dia mengsuggest beberapa ide teknik untuk ngelapisin balon itu.
Dan kini balon-balon itu berada di rumah gw, karena mama dari balon-balon ini akan pergi ke tanjung pinang untuk sembahyang leluhur :) dan tidak mengajar pada hari minggu. And saya jadi lupa untuk menghitung sudah berapa kali Ervin menawarin saya untuk mengajar di vihara (menawarin saya sebagai pengganti). Hmmm dia senang banget challenge something impossible.
Kalau dikamus gw untuk yang satu ini tingkat terjadinya adalah “NOL” besar. Walaupun saya sering mengatakan nothing is impossible. Namun untuk saya sebelum mengajar segerombolan anak kecil itu. saya bakal terserang phobia baru setelah phobia terhadap badut.
Itu perkerjaan untuk orang sabar, pecinta anak, and bagi mereka yang mampu berkomunikasi dengan dunia anak. Saya berbicara dengan orang yang sekoneksi dengan saya saja sudah bakal muntah darah and gak sabaran gitu, bagaimana minta saya untuk mengkoneksi kedunia anak kecil yang energinya gak ada habis-habisnya untuk mengeksplore dunia mereka sendiri.
ow my god jangan lakukan lelucon seperti ini
spend time for family and friend
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment