The Power OF J.co
kukira malam ini PM bakal stay di johor lagi ternyata tidak. PM pergi pagi and balik sore. Dianya baru pulang gw-nya dah buru-buru ikut santo cabut ke Nagoya . Kalau dia pulang gak ngomel duluan kayaknya gak afdol gt.
Adik bungsu gw emank gak bisa diharapkan. Mereka hanya tau bermain computer dan hp. Gw yang pulang dah sore masih mesti ngurus rumah and nyapu. Syukur saja PM gak nginap di johor. Kalau gak besoknya mesti bangun pagi buat ngurus mereka lagi capek dah.
Setelah selesai nyapu, and hanya mengganti costum rok menjadi celana. Dengan segera saya out bareng santo and ke Nagoya . Nagoya pada malam hari memang ramai banget gak ada perbedaan antara weekday atau weekend tetep saja ramainya,
Mengurus beberapa urusan perbankan dan asuransi gw.
Kerjaannya hanya narik uang dan setor kembali and di transfer lagi. Ludes deh imbalannya hanya secarik kertas dari mesin ATM.
Kemudian saya mencari tempat untuk makan malam gw. Kemana lagi kalau bukan KFC yang bisa dengan segera menyajikan keperluan orang sibuk seperti saya Hahahhahhaha.
Penyajian yang sungguh cepat, gak sampai 5 menit. But nasinya panas sekali yah ha fuh ha fuh. Jadi lambat makan-nya
Kadang saya berpikir sendiri, saya ini beneran seorang weirdo yang senang main kejar-kejaran dengan waktu. Hahahaha. Gimana enggak coba walaupun tidak berjanjian pada jam berapa. Namun saya sering mematokkan limit waktu saya sendiri dari menit hingga ke jam.
And malam ini penyakit gw kambuh lagi, penyakit membeli dan memberi setelah menarik uang dari mesin ATM.
Saya membeli 1dozen J.CO untuk keluarga, and setengah Dozen untuk Ervin. Padahal udah di pesen gak perlu bawaiin, but lisa mana mungkin bakal mendengarkan apa yang dia katakan kalau dah ngotot mau.
Sesampai di rumah Ervin waktu yang berjalan sangat cepat hanya menggunting artikel yang mau di tampilkan dan mewarnai beberapa artikel dan mengeprint saja. Waktu sudah menunjukkan jam 9.
Ketika sedang mengerjakan tugas, seperti biasanya papa Ervin pulang, he said “hah datang lagi” yah walaupun beliau hanya becanda. But perasaan antara tertusuk,segan,and malu jadi bercampur rasa (nano-nano) di tambah lagi santo juga bercomment “kamu senang kali ke rumah ervin, jangan-jangan kalian lesbian”
Ow my god hancur habis, sampai di katakan segitu. >.<
and kali ini gak ada alasan bagi saya untuk menolak di antar. Terlalu sering menolak bisa masalah juga kali.
Sesampai di rumah the power of J.co beraksi, terutama my lao kao scorpio girl teriak “mau,mau,mau”
And tak kusadari badai PM telah berlalu, and dia membelikan sebuah t-shirt untuk saya. Pembelian di johor. And we have talked each other.
And PM juga ikut menikmati J.co tersebut.
Yah walaupun PM rada complain mahal untuk yang hanya namanya “Donut”
Dengan 85ribu saya mendapat Donut yang enak dan value of gathering with family, dan pertemanan. Ku rasa 85rb nilainya sangatlah kecil di banding yang kudapatkan dari itu lebih besar.
Seneng untuk berkumpul, makan,ngobrol canda, tawa dan ria. Baik sama keluarga maupun dengan teman.
=D
Membantu Seseorang Merupakan Hal yang baik atau buruk?
Setelah selesai menikmati J.co and ngobrol-ngobrol. Kemudian saya membersihkan diri, stelah slesai mandi dan gosok gigi, lay on my bed dan kemudian benak saya muncul sebuah pertanyaan.
Apakah saya beneran telah membantu Ervin, beneran saya menyelesaikan masalahnya? Atau disisi lain saya juga ikut menambahkan masalah untuknya?
Terutama mengingat beberapa kata yang sempat di lontarkan oleh mamanya disaat sebelum saya pulang
“untung ada teman kamu yang Bantu, kalau gak entah kapan baru selesai”
“Ku kira mau teman kamu yang bawa pulang lagi”
“Ketergantungan sama teman”
Dari beberapa kata itu, saya berpikir:
1. apakah saya telah melampaui batas untuk membantu seseorang, sehingga yang dibantu malah dicap yang gak bener?
2. apakah dengan membantu seseorang kita telah merebut kesempatan mereka untuk belajar?
3. apa mungkin ingin membantu seseorang malah dianggap “Kepo” busy body?
Seketika itu saya memikir kemungkinan tidak setiap saat membantu seseorang merupakan hal yang baik. Kadang kala apa yang kita pikir mungkin bermaksud baik tetapi mungkin akan membawakan dampak negative.
Lalu apa yang harus saya perhatikan,pertimbangkan sebelum membantu orang. Dan sampai mana batas untuk membantu seseorang tersebut?
Memikirkan semua itu, yang ada hanya bikin saya gak bisa tidur saja. Dan Agar bisa tidur saya memutuskan untuk tidak memikirkan syarat-syarat untuk membantu orang. Dimana membantu orang emank seharusnya tanpa syarat bukankah begitu?
Yang penting dari hati saya secara ikhlas membantu orang disekitar saya hingga permasalahannya tuntas, tidak mencelakan orang lain. Disitulah tidak ada yang perlu ditakutkan kali…….
Haisshshhhhhhhh what am I talking about arrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr………………
Bhante saya perlu konsultasi
The Power of j.co
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment